Minggu, 11 Juni 2017

SISTEM PENGOLAHAN INFORMASI




I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Mempersoalkan sistem sebenarnya bukan membahas hal yang baru. Memang di dunia ini tidak ada yang sama sekali baru. Kalau ada sesuatu yang baru, sebenarnya ia sudah lama ada. Dinilai baru karena baru ditemukan dan baru diungkapkan serta baru di ketahui oleh orang banyak. Untuk sampai pada kesepakatan terhadap sesuatu yang tampak baru itu.
Perkembangan sistem informasi  telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasioanal maupun (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan -perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu memperoleh informasi yang berasal dari data ataupun sebuah fakta  yang paling akurat yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu melihat dari masalah tersebut pemakalah mengangkat judul  sistem pengolahan  informasi yang akan dibahas dalam makalah kami.

.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian sistem informasi ?
2.      Apa saja komponen sistem informasi?
3.      Apa saja karakeristik sistem informasi?
4.      Bagaimana sistem pengolahan informasi ?




II.                PEMBAHASAN
1.      Pengertian Sistem Informasi
Secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu Systema yang mempunyai arti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian dan hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur
Menurut Jogiyanto (1993:1) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.[1]
Informasi adalah data yang telah diolah menadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.[2] Pengertian informasi sering disamakan dengan pengertian data. Dimana data merupakan sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan sebagai dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan. [3] Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi.
Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi yang digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.  Menurut Alter (1992), sistem informasi merupakan kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.[4] 
Sistem informasi adalah sistem yang mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan data dan informasi. Sistem informasi dibuat sesuai dengan keperluan organisasi dan tingkatan manajemen-nya.

2.      Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi (information system) secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan , mengumpulkan (mendapatkan), memproses, menyimpan dn mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi.[5]
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari subsistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar disebut dengan supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut sebagai suatu sistem sedang industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. Kalau sistem akuntansi dipandang sebagai suatu sistem, maka perusahaan adalah supra sistem dan industri adalah supra dari supra sistem.
1.       komponen input
input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi
2.      komponen model
kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan
3.       komponen output
output informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4.       komponen teknologi
teknologi merupakan alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian sistem.
5.       komponen basis data
merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan didalam komputer dengan menggunakan software database.
6.       komponen kontrol
Pengendalian yang dirancang untuk menanggulangi gangguan terhadap sistem informasi.[6]

3.      Karakteristik Sistem Informasi

Suatu sistem menpunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai batas (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).
a. Batas sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipasang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
b. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

c. Penghubung sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi satu masukan (input) bagi subsistem yang lain dan akan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
d. Masukan sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan peralatan (maintenence input) dan masukan sinyal (signal input). Mantenance input adalah energi yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
e. Keluaran sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh menejemen.
f. Sasaran sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objektif). Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali, masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.


4.      Sistem Pengolahan Informasi

Sistem Informasi adalah Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu; kebanyakan SI dikomputerisasi. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh tiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).
a.       Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat berarti informasi hars jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
b.      Tepat waktu (timelines)
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat.informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
c.       Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnyainformasi sebab musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relean bila ditunjukkan kepada ahli teknik perusahaan.

III.             PENUTUP

Kesimpulan
Sistem informasi adalah sistem yang mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan data dan informasi. Sistem informasi dibuat sesuai dengan keperluan organisasi dan tingkatan manajemen-nya.
Komponen sistem informasi ada komponen input , komponen model, komponen output,  komponen teknologi, komponen basis data dan komponen control
Suatu sistem menpunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai batas (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).
Sistem Informasi yang merupakan Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate).











DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, Terra Ch. Triwahyuni. 2013. Pengantar Teknoloogi Informasi Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi.
Darmawan, Deni. 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Management Information System , Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. 2012. sistem Informasi Manjemen. Jakarta: Salemba Empat.
Lantip Diat Prasojo dan Riyanto, 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
http://skripsi-artikel-makalah.blogspot.com/2010/03/makalah-sistem-informasi.html diakses pada tanggal 28 april 20017 pukul 10.00 WIB.




[1] Lantip Diat Prasojo dan Riyanto, Teknologi Informasi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) .hal. 151- 152
[2] Dr. Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 134
[3] Lantip Diat Prasojo dan Riyanto, Teknologi Informasi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) .hal.3
[4] Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni, Pengantar Teknoloogi Informasi Edisi Revisi, (Yogyakarta: Andi, 2013) , hal. 384
[5]  Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Management Information System , Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P, Sistem Informasi Manjemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2012) hal. 15
[6] http://skripsi-artikel-makalah.blogspot.com/2010/03/makalah-sistem-informasi.html diakses pada tanggal  28 april 20017 waktu 10.00 WIB.

Kamis, 08 Juni 2017

Islam di Australia




ISLAM DI AUSTRALIA
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Geografi Islam
Dosen Pengampu : Bpk Alfandi








Disusun oleh:

Nuristi Uswatun Khasanah     (1401036007)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
    SEMARANG
2017




I.                   PENDAHULUAN
Islam memang bukan merupakan agama mayoritas di Australia. Jumlah total umat Islam hanya 500 ribu atau sekitar 3% dari jumlah penduduk total sebanyak 24 juta. Meskipun demikian, Islam telah menjadi bagian dari kehidupan warga Australia. Islam juga menjadi bagian sejarah dari negara berpenduduk asli bangsa Aborigin itu.
Fakta tersebut terungkap dalam laporan International Centre for Muslim and non-Muslim Understanding (MnM) pada University of South Australia, mengutip hasil sensus penduduk 2011.
Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa Agama“, dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras
Di Islamic Museum Australia, yang berada di Anderson Road, Thornbury, Victoria, dijelaskan detail tentang sejarah masuknya Islam di Australia. Museum Islam pertama di Australia itu benar-benar mengenalkan Islam seutuhnya bagi warga. Saat masuk ke museum, pada bagian pertama adalah pengenalan tentang Islam, mulai dari sejarah Islam hingga pengertian dan rukun Islam serta beberapa petikan ayat Alquran.
Menjadi kaum minoritas Islam di Australia tentu banyak menuai permasalahan yang belum terselesaikan. Kategori masyarakat yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat lain yang dominan maka hal itu menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh umat muslim yan ada di Australia. Oleh karena itu melihat dari masalah tersebut pemakalah mengangkat judul Islam di Australia yang akan dibahas dalam makalah kami.

II.                Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah  Negara Australia?
2.      Bagaimana awal mulanya masuknya  Islam di Negara Australia?
3.      Apa saja tantangan umat muslim di Australia ?
4.      Bagaimana kondisi islam di Australia saat ini?

III.             PEMBAHASAN

A.    Sejarah Negara Australia
Pembentukan Negara Australia tidak terlepas dari para penjelajah bangsa-bangsa Eropa yang ingin memperluas wilayah kekuasaan dan pencarian keuntungan secara ekonomi serta penjajahan. Penemuan Australia berawal dari orang Portugis yang dipelopori Pedro Fernandesz de Quiros yang mengabdi pada kerajaan Spanyol berlayar mencari daratan luas di selatan (tera Ausrtalis Incognito), dalam pelayarannya terjadi pemberontakan, kemudian wakilnya Luis de Tores berlayar diantara selat antara Pulau Papua dan Semenanjung York ia tidak menemukan Asutralia tapi atas pengabdiannya selat antara Papua dan Australia dinamakan selat Tores. Orang Belandalah yang dianggap penemu pertama bangsa Eropa terhadap benua Australia yaitu Willian Janzs yang tiba di semenanjung Yoek kemudian Dirk Hartog tanggal 25 Oktober 1616 di tiba di selatan Australia dan menamakan benua ini dengan Het Land van de Eendracht.
Frederic de Haoutman tahun 1619  tiba di Australia Selatan tepatnya di Perth,kemudian Abel Tasman mendarat di Van Diemens land (Tasmania) 21 November 1642.  Bangsa Inggris kemudian menguasai seluruh Ausrtalia bahkan Statenland atau New Zaeland setelah James Cook tiba di New South Wales  23 Agustus 1776 dan mengklaim wilayah Australia sebagai milik Inggris. Secara resmi Australia berdiri 26 Januari 1788 setelah 11 rombongan kapal Inngris tiba di Sydney dan menancapkan bendera Inggris,nama Sydney diambil dari Lord Sydney seorang Menteri Dalam Negeri sebagai penanggungjawab pelayanann ini, 26 Januari menjadi hari nasional di Australia. Gerakan mempersatukan seluruh Asutralia menjadi Negara berhasil diwujudkan tgl.1 Januari 1901 dengan nama Negara The Commonwealth of Australia.

B.     Awal Masuknya Islam.
Sejarah masuknya Islam ke Australia dimulai dari interaksi pertama kali nelayan yang berasal dari Sulawesi Selatan (Indonesia) dengan penduduk asli di bagian Utara Australia (Aborigin) pada sekitar tahun 1600.Nelayan dan pedagang Makassar tiba dipeisisr utara Australia Barat ,Autralia Utara dan Queensland, orang Makassar berdagang dengan penduduk Asli yaitu Aborigi,dan mencari teripang.Bukti-buki dari kunjungan awal ini dapat ditemukan pada kesamaan beberapa kata  bahasa Makassar dengan orang Aborigin ,perkawinan antara Penduduk asli dan orang Makassar pernah terjadi dan lokasi pemakaman orang-orang Makassar ditemukan disekitar pesisir pantai. Tidak banyak jumlah Muslim yang tinggal di Australia saat itu, sampai pada sekitar tahun 1860 serombongan penggembala onta berasal dari Afganistan datang ke Australia menambah jumlah Muslim yang tinggal di Australia.
 Menurut Prof. Regina Ganter pakar keislaman di Australia dan dosen Sejarah Universitas Griffith, Kehadiran Islam di Australia terbukti jauh lebih awal dari tahun 1850-an, seperti yang selama ini menjadi “sejarah resmi” kedatangan agama Islam, dan eksistensinya tidak dapat dilepaskan dari orang Indonesia asal Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut Dr. Mohamad Abdala Direkur Unit Kajian Islam Di Universitas Griffith (GIRU) Brisbane,Queensland Australia, tentang hubungan antara orang-orang Makassar dan masyarakat Aborigin telah terjadi sejak tahun 1600-an, “Jadi kehadiran Islam di Australiajauhlebihawal.
Di Australia, terdapat lebih dari 300 ribu orang penganut Islam dari sekitar 21 juta jiwa penduduk. Mereka umumnya adalah para migran dari kawasan Timur Tengah, Asia dan Afrika. Pada abad ke 19 Australia mempunyai banyak wilayah tanah yang kaya akan sumber daya alam yang belum tereksploitasi. Dengan mencoba mempergunakan unta sebagai hewan pengangkut, Australia membutuhkan orang-orang yang ahli dalam mengendarai dan mengoperasikan onta, maka didatangkanlah untuk pertama kali orang-orang Afghanistan untuk mengoperasikan 24 onta tersebut, dan tidak lama setelah itu berdatangan lebih banyak Muslim Afghanisthan ke Australia. Sekitar 10.000 sampai 12.000 onta didatangkan ke Australia dalam kurun waktu antara tahun1860 sampai 1907. Sekitar 3000 orang Muslim berasal dari Afghanistan bekerja sebagai pengangkut barangbarang, air, serta makanan dengan mempergunakan onta di daerah-daerah yang sulit.
Pada sekitar tahun 1960 dan sekitar tahun 1970 dalam jumlah yang cukup besar terjadi migrasi Muslim dari Lebanon dan Turki ke Australia, dimana jumlah Muslim terbesar di Australia saat ini berasal dari ke dua Negara tersebut. Jumlah Muslim terbesar yang tinggal di Australia saat ini berasal dari bangsa Arab, dibandingkan dengan bangsa Arab lainnya Muslim yang berasal dari Lebanon mempunyai jumlah terbesar dan sejarah migrasi yang lebih panjang/lama.
Migrasi pertama bangsa Libanon ke Australia terjadi pada sekitar akhir tahun 1880-an. Gelombang kedua migrasi terjadi antara tahun 1947 sampai dengan 1975, terutama setelah terjadi perang antara bangsa Arab dan Israel pada tahun 1967. Gelombang ke tiga terjadi pada tahun 1976 setelah terjadi perang sipil di Lebanon.Bangsa Arab lain yang mempunyai populasi terbanyak di Australia adalah dari Mesir. Seperti halnya bangsa Lebanon, migrasi bangsa Mesir ke Australia terbesar terjadi setelah perang dunia II, migrasi ini terjadi dalam dua gelombang yaitu antara tahun 1947 sampai dengan 1971, dan gelombang ke dua terjadi pada sekitar akhir 1980.

C.     Pertumbuhan dan Perkembangan Islam Di Australia.
Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa Agama“, dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian, bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan dengan teman non-Muslim, di Australia maupun luar negeri.[1]
Meskipun kemunculannya sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai “baru” bagi warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang beragam  termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua India, dan Afrika Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan jumlah penganutnya.
Perkembangan Islam di Australia sudah merambah ke kalangan masyarakat Aborigin, suku asli Benua Kanguru tersebut. Makin meningkatnya jumlah orang Aborigin yang memeluk Islam menjadi fenomena tersendiri, meskipun jumlah peneliti memperdebatkan perihal makin meluasnya pengaruh agama Islam dan alasan-alasan orang-orang Aborigin yang memilih memeluk Islam.
Dalam pertemuan organisasi Society for the Scientific Study of Religion di Baltimore tahun 2011 lalu, sejumlah peneliti dari Religioscope memaparkan kertas kerja mereka tentang pernyataan media dan komunitas Muslim di Australia yang menyebutkan bahwa makin meningkatnya pemeluk Islam di kalangan masyarakat Aborigin, terutama di kalangan anak mudanya merupakan kebangkitan Islam yang melanda suku Aborigin.[2]
Dalam laporan International Centre for Muslim and non-Muslim Understanding (MnM) pada University of South Australia, mengutip hasil sensus penduduk 2011. Jumlah total umat Islam menjadi 500 ribu atau sekitar 3% dari jumlah penduduk total sebanyak 24 juta. Dengan demikian, Islam telah menjadi bagian dari kehidupan warga Australia. Islam juga menjadi bagian sejarah dari negara berpenduduk asli bangsa Aborigin itu.
Ada beberapa bentuk perkembangan Islam yang ada di Australia antara lain yaitu:

1.      Perkembangan Masjid
Pada abad ke-20 M perkembangan masjid-masjid di Australia cukup menggembirakan karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri. Tahun 1907 didirikan masjid yang indak oleh arsitek Sharif Abosi dan Ismeth Abidin. Pada tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center di bawah pimpinan Fethi Seit Mecca. Tahun 1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan Imam Haji Abdul Lathif. Di kota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia. Kemudian di Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollar Amerika.[3]
Dalam melakukan aktifitas ibadah, Muslim di Australia memilik sekitar 85 masjid dan 50 mushalla. Di samping itu di beberapa daerah yang jauh dari masjid, beberapa Muslim berinisiatif menyewa gedung untuk dijadikan tempat shalat Jum’at.

2.      Sarana Pendidikan

Di Brisbane didirikan Quesland Islamic Society untuk menyadarkan anak-anak Muslim mendirikan shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon, dan Australia. Kemudian di Goulbourn didirikan Goulbourn College of Advanced Education, yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master.

3.      Organisasi-Organisasi Islam

Di Australia ada beberapa organisasi keislaman, di antaranya adalah Australian Federation of Islamim Councils (AFIC) merupakan himpunan dewan-dewan Islam Australia berpusat di Sidney. Lalu ada Federation of Islamic Societies yang merupakan Himpunan Masyarakat Muslim, terdiri atas 35 organisasi masyarakat Muslim local dan 9 dewan Islam negara-negara bagian. Moslem Student Asociation yaitu himpunan mahasiswa Muslim yang menerbitkan majalah ‘Al-Manaar’ berbahasa Arab, Australia, dan Inggris. Ada juga organisasi Muslimah bernama Moslem Women’s Center yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum Muslimin yang baru datang ke Australia dan bahasa Inggrisnya kurang lancar.[4]
Kegiatan keagamaan di Australia cukup semarak. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya majelis taklim atau kelompok-kelompok pengajian yang ada. Bahkan beberapa gerakan Islam cukup aktif terlihat melakukan berbagai aktifitas.

D.    Tantangan Umat Muslim di Australia
Nadirsyah Hosen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Australia mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi Muslim Australia adalah masalah ego. banyak dari kelompok Muslim dari berbagai negara berkeinginan membangun masjid untuk kalangan sendiri. Juga tak jarang, kelompok Muslim yang kebanyakan imigran ini justru mendatangkan dai dari negara asal.
Hosen mengatakan bahwam umat Muslim di Australia sulit untuk membangun masjid. Alasanya seperti keharusan memiliki tempat parkir dan kebisingan dan juga kegagalan umat Islam dalam menyiapkan perencanaan pembangunan masjid.
Selain itu, tantangan lainnya adalah di aspek sertifikat halal terutama tentang sulitnya mendapatkan makanan halal. Permasalahan ini dikarenakan banyak rumah potong yang ingin menghasilkan daging halal hanya dengan mempekerjakan orang Islam tanpa pemahamanan potong sesuai syariat Islam.
E.     Masa Kejayaan dan Masa Kemunduran
Bagi umat Muslim di Australia sampai saat ini masih merupakan proses masa perkembangan belum mencapai masa kejayaan apalagi masa kemunduran.Beradasrkan sesnsus tahun 2006 Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa Agama“, dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia adalah Muslim.
Meskipun kemunculannya sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai “baru” bagi warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang beragam termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua India, dan Afrika Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan jumlah penganutnya.
Faktor-faktor Islam di Australia belum mencapai kejayaannya dan masih dianggap masih pada tahap berkembang adalah :
a.    Penduduk yang menganut  Islam baru 3% persen dari jumlah warga Negara Australia
b.    Latar belakang etnis yang berasal dari berbagai Negara memerlukan waktu untuk mempersatukannya
c.    Belum adanya tokoh-tokoh Islam yang muncul di Australia baik tokoh politik, tokoh ekonomi .tokoh ilmuwan maupun ketokohan nasional dalam keagamaan.
d.    Belum banyaknya lembaga pendidikan Islam yang representatif dan berkualitas.
e.         Masalah ego, banyak dari kelompok Muslim dari berbagai negara berkeinginan membangun masjid untuk kalangan sendiri.
f.     Dalam penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi dari kaum Muslimin di Australia belummerata dan mumpuni,masih tertinggal oleh kaum kulit putih keturunan Eropa


IV.             PENUTUP
A.    Kesimpulan
Umat Islam merupakan menjadi kaum minoritas di Australia, padatahun 2011 penduduk yang menganut  Islam baru 3% persen dari jumlah warga Negara Australia , Mereka umumnya adalah para migran dari kawasan Timur Tengah, Asia dan Afrika.
Sebagai kaum yang minoritas islam di Australia banyak menuai permasalahan khususnya ego dari para imigran yang sebagian besar umat muslim namun berkiinginan membangun masjid untuk kalangan sendiri.
Perkembangan Islam di Australia sudah merambah ke kalangan masyarakat Aborigin. Ada berbagai kemajuan tiap tahunnya terutama pembangunan masjid, memperbaiki pendidikan dan membentuk organisasi-organisasi umat islam yang ada di Australia